Antarmuka Grafis (GUI) pada KDE sebagai Aplikasi Desktop Environment

Asfihani ([email protected])

17 Januari 2004

Jika Anda merasa apa yang saya tulis berikut ini berguna dan ingin membuat saya gembira, Anda bisa mengirimkan satu (atau lebih) CD musik dari daftar wishlist saya. Tentu saja, usaha Anda akan sangat saya hargai :-).

Abstract:

KDE (K Desktop Environment) merupakan salah satu windows manager di sistem operasi berbasis UNIX. Pembuatan aplikasi yang berjalan di KDE harus mengikuti standar antarmuka yang ramah dan efisien bagi penggunanya. Tujuan dari penulisan dokumen ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai sistem antarmuka (interface) aplikasi-aplikasi yang terdapat di KDE.


Contents

1 Pendahuluan

1.1 Linux

Pada saat ini, penggunaan software (perangkat lunak) sistem operasi pada komputer personal yang bersifat komersial memang masih mendominasi hampir 90% pengguna komputer di rumah. Namun, software sistem operasi lain yang menggunakan lisensi GPL (http://www.gnu.org/copyleft/gpl.html) mulai naik dan menunjukkan peningkatan yang signifikan. Lihatlah sistem operasi Linux yang dikenalkan oleh Linus Torvalds, seorang mahasiswa di Universitas Helsinki, Finlandia pada tahun 1991.

Pada perkembangannya, Linux yang menjadi perangkat lunak yang mulai digunakan sebagai desktop. Pada tahap awal, dukungan terhadap desktop environment (lingkungan desktop) yang ramah terhadap pengguna memang masih sedikit. Namun pada saat ini, jumlah desktop environment atau yang sering disebut dengan windows manager di Linux sudah semakin banyak dan menarik. Mulai dari yang menawarkan fitur lengkap seperti KDE (http://www.kde.org) dan GNOME (http://www.gnome.org), sampai dengan fitur sederhana tapi lebih ringan, ringkas dan sederhana seperti XFCE (http://www.xfce.org), icewm (http://www.icewm.org), dan lain- lainnya.

1.2 KDE

1.2.0.1 Sejarah KDE

Pada bulan Oktober 1996, Matthias Ettrich, seorang mahasiswa dari Universitas Eberhard-Karls di Tuebingen Jerman, mengirimkan posting artikel di newsgroup yang berisi undangan untuk bergabung dengan proyek desktop environment yang diberi nama KDE (K Desktop Environment)1. Matthias Ettrich merasa bahwa perlu adanya desktop environment untuk di sistem operasi berbasis UNIX bagi pengguna end user. Dalam postingnya, Matthias Ettrich juga menjelaskan penggunaan library QT dari Trolltech (http://www.trolltech.com).

Tentang KDE

KDE adalah sebuah aplikasi desktop environment untuk sistem operasi berbasis UNIX (termasuk Linux, FreeBSD, NetBSD dan lain-lainnya). Fungsinya adalah untuk mengurangi penggunaan command line yang mungkin terlalu rumit bagi pengguna yang awam di sistem operasi berbasis UNIX tersebut, sehingga pengoperasiannya semudah mengoperasikan desktop pada lingkungan Windows maupun MacOS.

Pada saat tulisan ini dibuat versi KDE yang paling baru adalah KDE 3.1.4 (rilis), sedangkan untuk versi pengembangan adalah KDE 3.2 Beta 22. Pada saat ini, hampir semua distribusi besar Linux (misalnya Redhat, SuSe dan Debian) menyertakan KDE sebagai desktop environment-nya.

Aplikasi KDE

Aplikasi-aplikasi yang disertakan dalam paket distribusi KDE adalah 3:

Sebagai catatan, jumlah baris pada source code yang tersimpan CVS (Concurrent Versions System) adalah sekitar 4 juta baris (bandingkan dengan jumlah baris pada source code kernel Linux 2.5.7 yang '''hanya'' 3.7 juta baris). Jumlah volunteer (sukarelawan) pengembang di KDE sekitar 800 orang yang berasal dari berbagai negara di dunia 4.

2 Pengantar antarmuka grafis (GUI) pada KDE

Pada bab ini akan mencoba membahas bagaimana look-and-feel aplikasi-aplikasi di KDE. Bahasan-bahasannya adalah pada petunjuk penggunaan kontrol pada aplikasi secara umum yang biasanya terdiri dari sebuah menubar (menu), toolbar (peralatan), working area (tempat kerja) dan statusbar (status).

Meskipun demikian, tidak semua aplikasi harus memenuhi kontrol-kontrol tersebut diatas, hanya bila diperlukan saja. Penggunaan kontrol yang konsisten akan mempermudah bagi pengguna jika banyak menggunakan aplikasi yang berbeda-beda. Contoh : KNotes merupakan aplikasi KDE yang hanya terdiri dari working area. Desainnya merupakan tiruan dari produk Post-It notes dari 3M. Walaupun tidak memiliki menubar ataupun toolbar, namun secara umum interface-nya (dialogs, penggunaan mouse) masih mengikut standar sebuah aplikasi di KDE.

Image knotes.png

Gambar 1. Aplikasi sederhana (KNotes).

2.1 Basic

2.1.1 GUI Usage

Kebanyakan aplikasi-aplikasi modern mempunyai layout (tampilan) yang hampir sama pada window (jendela) utamanya. Aplikasi-aplikasi tersebut biasanya menawarkan sebuah jendela dokumen dan beberapa kontrol (misalnya tombol) untuk memanipulasinya. Sedangkan kontrol untuk action biasanya diakses melalui menu dan shortcut yang bisa diakses melalui toolbar ataupun keyboard. Sedangkan hasil dari action terhadap dokumen tersebut akan ditampilkan dalam statusbar.

Beberapa hal harus dipenuhi sebelum suatu perangkat lunak bisa dikatakan ramah pengguna (user friendly). Sebagai perbandingan, 80%-90% perangkat lunak yang ada sekarang ini belum sepenuhnya memenuhi hal tersebut.

Agar suatu perangkat lunak bisa ramah pengguna, maka harus:

2.1.2 Terminology

Sebuah antarmuka pengguna (user interface) harus didesain berdasarkan pandangan dari sisi pengguna. Meskipun demikian, terkadang pandangan dari pembuat aplikasi (developer) bisa saja berbeda dari pengguna. Untuk menghindari perbedaan pandangan yang mungkin terjadi, beberapa kesepakatan harus dibuat secara bersama-sama oleh pengguna dan pembuat aplikasi.

Sebagai contoh adalah adalah pengertian Quit dari sisi pengguna dan pembuat aplikasi. Pengertian ``aplikasi'' sendiri sering membingungkan. Dari pandangan pengguna, aplikasi adalah semua item entri yang terdapat pada taskbar adalah merupakan aplikasi yang sedang dijalankan. Sedangkan bagi pembuat aplikasi, setiap proses pada sistem UNIX merupakan aplikasi yang sedang berjalan. Biasanya pengguna tidak tertarik dengan proses-proses di UNIX, maka pembuat aplikasi tidak perlu memberitahukannya secara detail. Antarmuka pengguna-lah yang akan membuatnya transparan terhadap pengguna. Adalah sesuatu yang buruk dari pandangan antarmuka pengguna, jika option (pilihan) Quit merupakan tindakan untuk menghentikan semua aplikasi di UNIX. Yang benar adalah hanya menghentikan aplikasi yang dipilih oleh pengguna tersebut sedangkan aplikasi-aplikasi yang lain harus dibiarkan walaupun menggunakan proses di UNIX yang di-share maupun tidak.

Beberapa kesepakatan dibawah ini sangat penting agar tidak terjadi kesalah pahaman antara pengguna dan pembuat aplikasi.

Proses-proses di UNIX

Aplikasi

Dokumen

Window

2.1.3 Windows

KDE, seperti halnya sistem yang lain yang menggunakan window, menampilkan aplikasinya dalam sebuah window yang moveable (bisa dipindah-pindahkan) dan resizeable (bisa disesuaikan ukurannya), dan bisa ditempatkan pada lokasi yang sesua dengan keinginan penggunanya.

KDE tidak menggunakan MDI (Multi Document Interface). MDI dikenalkan beberapa tahun yang lalu diadopsi secara luas oleh Microsoft Corporation pada produk-produk Windows mereka. MDI menggunakan sebuah window induk (utama) yang berisi seluruh aplikasi-aplikasi kecil didalamnya. Dalam hal ini, aplikasi-aplikasi kecil tersebut adalah document windows, toolbar windows, help windows dan seterusnya. Segala kejadian yang terjadi dilayar akan ditampilkan pada window utamanya. Contoh aplikasi yang menggunakan MDI adalah aplikasi File Manager pada sistem operasi Windows 3.1. Selama beberapa tahun MDI cukup memudahkan bagi para pembuat aplikasi. Namun dalam perkembangannya, pengguna menginginkan kebebasan dalam mengatur window aplikasi mereka, seperti misalnya mengubah ukuran ataupun meletakkannya sesuai dengan keinginan.

KDE menggunakan SDI (Single Document Interface). Sebuah aplikasi berbasis SDI tidak memiliki window induk (utama) yang berisi semua window aplikasi didalamnya. Window aplikasi merupakan bagian dari X root window, yang berarti mereka dikendalikan oleh window manager yang bisa dipindahkan dalam desktop environment sesuai dengan keinginan penggunanya.

Image mdiVsSdi.png

Gambar 2. MDI versus SDI.

Dalam SDI terdapat beberapa bentuk, antara lain adalah : Pure SDI, Co-Operating SDI, dan Controlled SDI.

2.1.3.1 Pure SDI

Dalam model Pure SDI, sebuah window aplikasi hanya mempunyai satu buah dokumen untuk semua tujuan yang akan diperoleh dari semua aplikasi didalamnya. Tidak ada window utama yang akan mengontrol semua window bagian didalamnya karena tidak saling berhubungan. Sebagai contoh perhatikan sebuah virtual terminal window, misalnya adalah aplikasi xterm. Setiap aplikasi tersebut mempunyai kontrol sendiri pada setiap window-nya. Menutup sebuah xterm tidak akan menyebabkan xterm yang lain menjadi tertutup.

Image xterm.png

Gambar 3. Aplikasi dengan model Pure SDI (xterm).

2.1.3.2 Co-Operating SDI

Salah satu kelemahan dari model Pure SDI adalah dalam mengontrol seting konfigurasi dari sebuah aplikasi. Perhatikan sebuah aplikasi web browser yang menggunakan model Pure SDI dimana setiap window sedang membuka sebuah halam web dan terisolasi antara window satu dan lainnya. Model ini sebenarnya bekerja dengan baik, namun terjadi kerancuan apabila pengguna akan melakukan perubaha seting pada bookmark, besar kecil atau jenis font misalnya. Apakah perubahan bookmark akan diterapkan hanya pada window dimana hal tersebut dilakukan atau pada semua window ? Apakah perubahan besar kecil atau jenis font akan diterapkan hanya pada window dimanahal tersebut dilakukan atau pada semua window ?

Dalam beberapa hal penyelesaian masalah ini bisa bermacam-macam. Adalah tugas pembuat aplikasi yang menentukan hal terbaik yang harus diputuskan. Namun demikian, jika perubahan tersebut dilakukan pada semua aplikasi window serupa yang sedang berjalan, maka hal tersebut akan melanggar ketentuan dari model Pure SDI. Karena pada model tersebut semua aplikasi yang berjalan adalah independen, tidak tergantung antara satu dengan yang lainnya, dimana suatu perubahan pada sebuah aplikasi window tidak akan berakibat pada window yang lainnya.

Jika seorang pembuat aplikasi memutuskan untuk berinteraksi dengan hal ini, maka dia harus berpindah dari model Pure SDI dan mulai menggunakan model Co-Operation SDI. Model Co-Operating SDI merupakan sebuah model dibuat yang berdasarkan model Pure SDI yang memungkinkan pembuat aplikasi menambahkan fitur yang bisa digunakan dimana fitur tersebut tidak diijinkan pada model Pure SDI.

Sebuah aplikasi bisa menambahkan menu tambahan pada toolbar utama, contohnya adalah menu Windows. Menu ini akan berisi daftar dari dokumen yang sedang dibuaka, dimana jika menu ini dipilih maka akan menampilkan dokumen yang berkaitan. Pada menu Windows bisa juga ditambahkan item Close All yang terpisah dari daftar dokumen yang terbuka, sehingga jika item ini dipilih akan menutup semua dokumen yang ada beserta window-nya.

Image sdi-netscape.png

Gambar 4. Sebuah web browser yang menggunakan Pure SDI.

2.1.3.3 Controlled SDI

Pada model Pure SDI dan Co-Operation SDI mempunyai sebuah fitur yang memiliki masalah. Jika sebuah aplikasi membutuhkan kemampuan untuk membuka file yang lebih banyak daripada jumlah windows yang tersedia, maka suatu keputusan harus dibuat untuk mengontrol masalah tersebut untuk kemudian ditampilkan pada windows yang tersedia saja. Sebagai contoh, sebuah aplikasi dijalankan dari command line seperti berikut ``Kapp *.jpg'' , dan pada direktori dimana perintah tersebut dijalankan terdapat 2000 buah file JPEG. Pada model Pure SDI dimana sebuah dokumen mempunya sebuah window, hal ini merupakan hal yang merepotkan. Penyelesaian dari masalah diatas adalah dengan membuat sebuah window yang berisi daftar dari semua file yang dibuka dan siap untuk digunakan. Dokumen window yang baru akan dibuat ketika file tersebut dibuka. Hal ini disebut dengan Controlled SDI.

Hal yang perlu dipahami adalah bahwa window kontrol utama tidak membatasi pemindahan window yang lain. Ini bukan merupakan interface MDI, tetapi interface SDI yang menggunakan mekanisme pengontrolan. Controlled SDI dibentuk dari model Co-Operation SDI dengan beberapa fitur tambahan.

Kesimpulannya, model windows yang digunakan KDE berdasarkan pada SDI - Single Document Interface. Model Pure SDI sebaiknya digunakan jika memungkinkan. Namun jika tidak memungkinkan pembuat aplikasi bisa menggunakan model Co-Operation SDI, untuk aplikasi yang lebih komplek bisa menggunakan model Controlled SDI yang digunakan untuk membuka beberapa aplikasi yang membutuhkan windows yang lebih dari satu.

2.1.4 Labels

Label digunakan untuk memberikan suatu keterangan pada sebuah objek atau elemen. Terdapat 2 macam bentuk penggunaan besar-kecilnya huruf pada suatu label, yaitu booktitle dan sentence style. Pada model booktitle, sebuah label menggunakan huruf besar pada setiap huruf awal pada sebuah kata. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kata harus dibuat huruf besar pada awalannya, misalnya untuk :

  1. Preposisi (kata depan) yang mempunyai huruf kurang dari lima kecuali "From", seperti misalnya "for", "in", "with" atau "to"
  2. Konjungsi (kata penghubung), misalnya "and", "or" dan "but".
  3. Kata bantu, misalnya "the", "a" dan "an".

Contoh penggunaan style pada label :

Penggunaan Book title capitalization biasanya dilakukan pada :

Penggunaan Sentence style capitalization biasanya dilakukan pada :

Label yang digunakan untuk sekelompok pilihan, misalnya sebuah label pada frame yang berisi sekelompik pilihan, tidak boleh menggunakan akhiran : (titik dua). Sedangkan sebaliknya, sebuah label didepan sebuah pilihan harus menggunakan akhiran : (titik dua ).

2.1.5 Settings

Aplikasi-aplikasi di KDE mempunyai tiga macam tipe seting yang berbeda, yaitu : options, document options dan configuration. Seting-seting tersebut nantinya akan berinteraksi dengan Session Management.

2.1.6 Systray

Pada KDE versi 3 keatas dikenalkan systray. Systray adalah sebuah entri berupa icon yang tampak pada system tray (biasanya dipanel) yang merepresentasikan sebuah aplikasi. Menu pada systray bisa merupa popup menu sederhana sampai yang rumit dan kompleks.

Operasi yang biasa dilakukan pada sebuah systray adalah :

2.1.7 Interface example

Berikut ini adalah contoh sebuah user interface pada sebuah aplikasi untuk melihat dokumen PDF. Perhatikan urutan menu dan desain dari toolbar, statusbar dan content area (tempat kerja/isi).

Image kghostview.png

Gambar 5. Contoh aplikasi pembaca dokumen PDF (kghostview).

Beberapa aplikasi, biasanya sebuah aplikasi utility sederhana, tidak mematuhi penggunakan kaidah user interface. Aplikasi tersebut seharusnya menggunakan sebuah dialog box. Namun pada penerapannya, aplikasi tersebut merupakan penggabungan antara dialog box dengan sebuah menu interface yang akhirnya sering menimbulkan kerancuan. Kesimpulannya adalah hindari penggunaan dialog box dengan user interface yang berhubungan dengan suatu dokumen.

Sebagai contoh adalah applet Find di Microsoft Windows 955:

Image expfind.png

Gambar 6. Find di Windows 95 yang tidak mematuhi kaidah user interface.

Applet Find diatas merupakan aplikasi ganjil dan aneh yang merupakan hasil penggabungan antara dialog box dengan menubar. Pada dasarnya sebuah dialog box tidak mempunyai menu. Menu biasanya hanya digunakan pada aplikasi yang berhubungan dengan dokumen, misalnya text editor ataupun aplikasi grafis. Masalah yang paling mendasar adalah bahwa Find mencoba menampilkan fungsi-fungsi yang berbeda dalam satu window secara bersama-sama.

2.2 Menu

Menu menyediakan actions (tindakan-tindakan) yang dimungkinkan untuk dilakukan terhadap suatu dokumen. Yang perlu diperhatikan adalah tindakan yang mungkin dilakukan. Jika tindakan tidak mungkin untuk dilakukan (misalnya menu Cut jika tidak ada item yang dipilih), maka menu tersebut harus dinon-aktifkan. Setiap aplikasi tidak harus mengikuti semua menu yang akan dijelaskan berikut ini. Meskipun demikian, jika aplikasi tersebu menggunakan menu, maka harus sesuai dengan petunjuk berikut ini. Jika dibutuhkan, pembuat aplikasi bisa menambahkan menu tambahan yang ditunjukkan dengan APS (Application Specific Menus) agar sesuai dengan kebutuhan aplikasi tersebut.

Urutan dari menu sebaiknya seperti ini, namun pembuat aplikasi bisa menghilangkan salah satu menu jika perlu :

File Edit View Go APS Bookmark Tools Setting Help

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa menu yang akan membuka sebuah dialog, maka harus diberi label dengan akhiran ... (misalnya Save As..., Open...). Pada menubar sebaiknya tidak menambahkan hal yang lain selain daftar menu itu sendiri.

Contoh :

Image bad_menubar.png

Gambar 7. Jangan menampilkan informasi sesuatu pada menubar.

Item pada menu sebaiknya juga tidak dihilangkan atau ditambahkan ketika aplikasi sedang dijalankan. Akan lebih baik jika menu tersebut diaktifkan atau dinon-aktifkan, kecuali untuk item-item yang dimasukkan dalam sebuah menu, misalnya daftar bookmarks atau daftar website yang pernah dikunjungi. Daftar-daftar tersebut harus bisa dihilangkan atau ditambah agar bisa selalu up-to-date.

2.2.1 File

Isi dari menu File sangat tergantung dari aplikasi yang akan dibuat. Kategori aplikasi berdasarkan menu bisa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

  1. Aplikasi yang berorientasi dokumen seperti text editors, word processors, dan program manipulasi grafis.

    Image oo-file.png
    Gambar 8. Menu File pada OpenOffice.
  2. Aplikasi permainan (games) atau hiburan.

    Image kolf.png
    Gambar 9. Menu pada Kolf.
  3. Aplikasi yang lainnya.

    Image KArm.png
    Gambar 10. Menu File pada KArm.

2.2.2 Edit

Menu Edit hanya akan memanipulasi objek atau elemen yang terdapat di content area, tidak ada fungsi yang lain.

Image oo-edit.png

Gambar 11. Menu Edit pada OpenOffice.

Pembuat aplikasi harus memperhatikan bahwa :

2.2.3 View

Semua actions yang tersedia pada menu View memanipulasi tampilan dari content area, namun tidak akan memanipulasi objek atau elemen didalam content area itu sendiri.

Image oo-view.png

Gambar 12. Menu View pada OpenOffice.

2.2.4 Go

Tergantung dari aplikasi, sebuah aplikasi bisa mempunyai web-style Go menu atau sebuah document Go menu. Atau jika tidak diperlukan, maka tidak perlu mempunyai menu ini.

Image konq_go.png

Gambar 13. Menu Go pada Konqueror.

Pembuat aplikasi harus memperhatikan bahwa :

2.2.5 Bookmarks

Menu Bookmarks digunakan untuk menyimpan alamat lokasi dokumen atau URL yang sering digunakan atau diakses. Namun, menu ini tergantung dari jenis aplikasi yang akan dibuat.

Image konq_bookmarks.png

Gambar 14. Menu Bookmark pada Konqueror.

2.2.6 Tools

Menu Tools berisi actions atau alat bantu yang lain yang berfungsi untuk melakukan manipulasi elemen atau fungsi spesifik yang lainnya.

Image konq_tools.png

Gambar 15. Menu Tools pada Konqueror.

2.2.7 Settings

Menu Settings digunakan untuk mengatur bagaimana sebuah aplikasi akan digunakan, serta merupakan kontrol terhadap elemen aplikasi yang lainnya, misalnya kontrol terhadap menubar.

Image konq_settings.png

Gambar 16. Menu Settings pada Konqueror.

Jika pengguna diijinkan untuk menyembunyikan menubar, maka harus dipastikan bahwa untuk menampilkan kembali menubar yang tersembunyi tersebut dengan mudah.

2.2.8 Help

Menu Help berisi bagaimana cara menggunakan aplikasi yang berkaitan, lisensi, maupun informasi tentang pembuat aplikasi.

Image konq_help.png

Gambar 17. Menu Help pada Konqueror.

2.3 Toolbar

Pada aplikasi terdahulu, biasanya toolbar yang digunakan adalah buttonbar, dimana terdapat sebuah bar yang berisi tombol-tombol yang digunakan untuk menjalankan fungsi atau tindakan tertentu. KDE toolbars bisa menggunakan buttonbar atau widgets yang lain, misalnya: labels, line edits, combo boxes, dan frames (yang dapat berisi kontrol atau elemen yang lain). Fungsi dari toolbar adalah untuk menawarkan actions cepat dan sering digunakan yang bisa dijalankan melalui sebuah kontrol. Yang perlu diperhatikan adalah, semua actions tersebut harus bisa dijalankan melalui menubar.

Image oo_toolbars1.png

Gambar 18. Toolbar pada OpenOffice.

Tidak perlu untuk memasukkan semua fungsi pada toolbar. Namun demikian fungsi-fungsi berikut ini harus ditampilkan di buttonbar jika memang dibutuhkan:

2.4 Statusbar

Statusbar digunakan untuk menampilkan sesuatu yang terjadi pada dokumen yang sedang diolah. Biasanya terdapat beberapa field informasi pada bar-nya.

Image oo_statusbar.png

Gambar 19. Statusbar pada OpenOffice.

2.5 Content Area

Content area berisi segala sesuatu yang ditampilan pada window utama dari sebuah aplikasi, misalnya sebuah dokumen. Pada content area bisa juga ditambahkan elemen user interface yang lain, misalnya tree lists dan sebagainya.

Image content_area.png

Gambar 20. Content area pada OpenOffice.

2.6 Dialogs

Sebuah dialog digunakan sebagai salah satu cara berinteraksi antara pengguna dan aplikasi. Dialog akan memberikan beberapa pilihan kepada pengguna tentang tindakan yang akan dilakukan.

Dialogs dikategorikan menjadi 3 macam :

  1. Simple Dialogs
    Suatu dialogs yang akan menampilkan sebuah pertanyaan, termasuk pertanyaan Yes-No.
  2. Complex Dialogs
    Suatu dialogs yang mengijinkan pengguna untuk mengoptimalkan suatu operasi.
  3. Standar Dialogs
    Suatu complex dialogs yang disediakan KDE untuk operasi yang sering digunakan seperti misalnya mengeprint dan pemilihan terhadap suatu file.

Semua dialogs harus mempunyai judul yang sesuai (berkaitan). Didalam dialogs tidak diijinkan menggunakan menubar maupun toolbar.

2.6.1 Simple Dialogs

Simple dialogs hanya menampilkan sebuah pertanyaan sederhana kepada penggunanya. Simple dialogs bisa dikategorikan menjadi 4 jenis, yaitu:

  1. Notifications
    Notifications adalah sebuah message yang dikirim ke pengguna, dimana tidak ada pilihan yang ditawarkan. Ketika pengguna sudah selesai, maka tinggal menekan tombol OK untuk menghilangkan notifikasi. Penekanan tombol Escape atau Enter akan melakukan hal yang sama.

    Contoh :

    Image notifications.png
    Gambar 21. Notifikasi pada sebuah aplikasi.

  2. Progress Dialogs
    Progress Dialogs merupakan dialogs yang digunakan untuk menampilkan aktifitas yang sedang berlangsung. Pengguna harus diberi pilihan untuk membatalkan aktifitas tersebut. Pilihan dengan label Cancel akan dilaksanakan jika hasil yang dikerluarkan sama dengan tidak melakukan perubahan, sedangkan pilihan dengan label Stop akan mengehentikan proses dengan hasil parsial.

    Contoh :

    Image progress.png
    Gambar 22. Progress bar pada proses penyalinan file.

  3. Yes-No Questions
    Yes-No Questions merupakan sebuah dialogs yang menampilkan dua pilihan sederhana yaitu Yes dan No. Pilihan Yes akan melaksanakan action yang sesuai, kebalikannya pilihan No akan membatalkannya. Namun demikian, label yang lain juga bisa dipakai, tidak harus label Yes dan No.

    Contoh :

    Image ok_cancel.png
    Gambar 23. Yes-No Question pada sebuah aplikasi.

  4. Confirmation Requests
    Confirmation Requests merupakan sebuah dialogs yang akan memberikan informasi kepastian kepada pengguna tentang action apa yang akan dikerjakan. Pengguna mempunyai dua pilihan yaitu tombol OK dan tombol Cancel. Label OK yang digunakan disarankan disesesuaikan dengan action yang akan dilakukan, misalnya pemberian label Delete untuk suatu operasi penghapusan (terhadap suatu file).

    Contoh :

    Image confirmation.png
    Gambar 24. Confirmation Request pada aplikasi Konqueror.

2.6.2 Complex Dialogs

Complex Dialogs adalah sebuah dialogs yang mengijinkan pengguna sebuah aplikasi untuk melakukan suatu operasi yang komplek. Di lain hal, pilihan submenu pada sebuah menu terkadang memerlukan argument dan parameter tambahan, maka digunakanlah complex dialogs untuk mengatasinya. Sebagai contoh yang lain adalah dialogs untuk menyeleksi dan memilih suatu dokumen yang akan dibuka.

Image complex_dialogs.png

Gambar 25. Complex Dialogs pada aplikasi Konqueror.

2.6.3 Standard Dialogs

Standard Dialogs adalah dialogs yang disediakan oleh KDE untuk tasks (tugas-tugas) tertentu pada sebuah aplikasi. Standard Dialogs mencakup antara lain pada : About Dialog, Color Selection Dialog, File Selection Dialog, Font Selection Dialog, Icon Selection Dialog, Key Configuration Dialog, Text Edit Dialogs dan sebagainya.

Image about_dialog.png

Gambar 26. Standar Dialogs About pada sebuah aplikasi (Konqueror).

2.7 Keys

Keys merupakan jalan pintas pada sebuah aplikasi dengan mengkombinasikan alphanumeric key dengan Meta key. KDE menggunakan Accelerator keys dan Shortcut keys.

2.7.1 Accelerators

Accelerators keys kombinasi antara alphanumeric key dan Meta key (biasanya Alt) yang digunakan untuk memilih item yang kelihatan pada layar. Jika sebuah item mempunya accelerator key maka akan diberi garis bawah pada karakter yang bersangkutan.

Contoh :

Alt-A adalah accelerator key untuk Select All.

Image netscape_edit.png

Gambar 27. Accelerator key pada menu Edit di Netscape Navigator.

2.7.2 Shortcuts

Shortcuts key adalah kombinasi antara Ctrl dan key yang lain. Ketika ditekan bersamaan, maka akan melakukan action dari menu yang berkaitan. Pada menu shortcuts diletakkan setelah entri pada suatu item submenu. Hal ini dimaksudkan agar pengguna bisa mengingat shortcuts dengan menggunakan aplikasi.

Contoh :

Ctrl+O adalah shortcut key untuk membuka sebuah dokumen.

Image kghostview_menu.png

Gambar 28. Shortcut key pada menu File di KGhostView.

2.7.3 Shift Modifier

Shortcuts harus selalu menggunakan kombinasi Ctrl dan key tunggal (single function key). Namun jika fungsi dengan shortcuts tersebut sudah digunakan maka dengan menambahkan key Shift maka didapatkan fungsi yang sama atau kebalikannya.

Contoh :

Ctrl+Shift+G merupakan shift modifier untuk Find Previous.

Image netscape_edit.png

Gambar 29. Shift modifier pada menu Edit di Netscape Navigator.

2.7.4 Cursor

Pada aplikasi-aplikasi editor dan word-processor, tanda caret (atau cursor) merupakan tanda dimana suatu command editing akan diterapkan. Cursor keys digunakan misalnya untuk memindahkan caret, menggulung grafis, memilih suatu daftar item, dan lain sebagainya.

KeyMovementMovement with Ctrl pressed additionally
LeftMove left one unit, e. g., characterMove left one proportionally larger unit, e. g., one word
RightMove right one unitMove right one proportionally larger unit
UpMove up one unit, e. g., lineMove up one proportionally larger unit, e. g., to the previous paragraph
DownMove down one unitMove down one proportionally larger unit, e. g., to the next paragraph
HomeMove to the left-most position, e. g., to the beginning of a lineMove to the top-most position, e. g., to the beginning of document
EndMove to the right-most position, e. g., to the end of a lineMove to the bottom-most position, e. g., to the end of document
Page UpMove up one screenMove up one logical screen, e. g., to the previous page
Page DownMove down one screenMove down one logical screen, e. g., to the next page

2.7.5 Selection

Terkadang penggunaa mouse untuk memilih (mengeblok) suatu teks pada mode editing merepotkan. Sebenarnya, teks bisa dipilih dengan menggunakan kombinasi cursor keys dengan key Shift yang ditekan.

KeySelectionSelection with Ctrl pressed additionally
Shift+LeftSelect left one characterSelect left to the beginning of the word
Shift+RightSelect right one characterSelect right to the end of the word
Shift+UpSelect one line up over current positionSelect to beginning of paragraph
Shift+DownSelect one line down below current positionSelect to end of paragraph
Shift+HomeSelect to beginning of lineSelect to beginning of document
Shift+EndSelect to end of lineSelect to end of document
Shift+Page UpSelect area one screen upSelect area one print page up
Shift+Page DownSelect area one screen downSelect area one print page down

2.7.6 Dialog Navigation

Pengguna tidak harus selalu menggunakan mouse untuk menggunakan aplikasi. Kenyataannya, menggunakan keyboard untuk berpindah-pindah pilihan pada sebuah dialog lebih efisien karena pengguna tidak perlu untuk menggeser-geser sebuah mouse.

KeyFocus Movement
TabMove to the next field (dialog control)
Shift+TabMove to the previous field (dialog control)

2.7.7 Completion

Ketika pengguna mengisi suatu isian pada sebuah user interface, suatu aplikasi harus bisa menawarkan informasi yang kira-kira bisa diberikan. Sebagai contoh, ketika pengguna mengisikan beberapa buah karakter suatu alamat email, maka suatu aplikasi akan menawarkan alamat email yang lengkap yang didapatkan dari alamat email yang telah dikirimkan atau dari address book.

Image autocomplete.png

Gambar 30. Auto Completion pada aplikasi Ximian.

2.8 Mouse

Pada sebuah aplikasi, pada umumnya sebuah mouse digunakan sebagai alat penunjuk untuk memilih suatu objek atau menu serta menjalankan fungsi-fungsi yang lain. Di KDE, objek tersebut bisa sebuah file, links, ataupun buttons (tombol). Penekanan bisa dilakukan dengan single-click (penekanan tunggal) atau double-click (penekanan ganda). Biasanya, jika tombol kiri dari mouse diklik, maka akan melakukan action, namun jika tombol kanan diklik, maka harus ditampilkan sebuah pop up menu.

2.9 Drag and Drop

Drag and Drop mengijinkan pengguna aplikasi untuk melakukan drag (penyeretan) sebuah objek dan menge-drop-nya (melepaskan) pada tempat lain. Pengguna melakukan drag dengan memilih suatu objek (misalnya file), kemudian dengan mouse masih ditekan, menggesernya ke lokasi yang lain. Ketika pengguna melepaskan tekanan mouse, maka objek akan didrop (dilepaskan). Drag and Drop akan efektif jika dilakukan pada sebuah window aplikasi yang mempunyai bagian-bagian terlihat dari sisi pengguna, sehingga hal ini akan memudahkannya.

Image drag_and_drop.png

Gambar 31. Drag and Drop pada suatu aplikasi (Konqueror).

3 Daftar Pustaka

About this document ...

Antarmuka Grafis (GUI) pada KDE sebagai Aplikasi Desktop Environment

This document was generated using the LaTeX2HTML translator Version 2002 (1.62)

Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, Nikos Drakos, Computer Based Learning Unit, University of Leeds.
Copyright © 1997, 1998, 1999, Ross Moore, Mathematics Department, Macquarie University, Sydney.

The command line arguments were:
latex2html -no_subdir -split 0 -show_section_numbers /tmp/lyx_tmpdir3482ik4fLk/lyx_tmpbuf1/kde.tex

The translation was initiated by on 2004-01-18


Footnotes

...1
http://www.kde.org/announcements/announcement.php
... 22
http://www.kde.org/download
... adalah3
http://www.kde.org/info
...4
http://www.kde.org/whatiskde/project.php#factsandfigures
... 955
http://digilander.libero.it/chiediloapippo/Engineering/iarchitect/expfind.gif

2004-01-18