dnscache dan local dnsroot

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa setiap permintaan DNS akan selalu melakukan query ke root server (di Bind adalah file named.root) untuk mencari nameserver yang sesuai dengan delegasi dari query tsb. Misalkan ada permintaan ke alamat www.postfix.or.id maka nameserver akan lookup ke root server, kemudian didapatkan data bahwa yang mengurusi TLD .id adalah nameserver dengan IP misalnya: 202.155.30.227 (ns1.id), 202.12.28.140 (sec3.apnic.net), 202.154.1.2 (ns1.rad.net.id) dan 202.159.32.2 (ns1.indo.net.id.). Baru kemudian nameserver melakukan query lagi ke salah satu server tersebut untuk mendapatkan data (RR) www.postfix.or.id (203.84.155.189).

Continue reading “dnscache dan local dnsroot”

Ke Perbanas

Setelah sekitar 6 bulan lebih saya tidak pernah masuk ke STIMIK Perbanas, akhirnya pada Hari sabtu tanggal 7 Oktober 2006 saya ke Perbanas juga untuk mengisi seminar wireless yang diselenggarakan oleh TPOTC, Ini merupakan pertama kali saya berbicara didepan publik yang jumlahnya lumayan banyak, saya merasa grogi. Tapi Alhamdulillah, akhirnya acara berlangsung lancar. Mungkin para pseserta sempat bingung ketika saya mengutarakan bahwa saya juga mahasiswa Perbanas juga, tapi lho kok ndak pernah lihat :-)?. Ya memang hal tersebut , karena sesuatu hal, sudah 2 semester lebih saya cuti dari Perbanas.

Mudah-mudahan saya bisa segera kuliah lagi di Perbanas (tolong ya Bu Julia atau bagian Akademik, nama saya jangan di coret dulu ) hehehe

Boost your BIND cache

Untuk ‘memaksa’ named menggunakan resource lebih tinggi, coba tambahkan parameter berikut ini di file named.conf. Ini dengan asumsi memori yang digunakan adalah 1 GB dan aplikasi yang berjalan hanya named:

datasize 512M;
max-cache-size 768M;

Kemudian restart named, dan test untuk melakukan query berkali-kali untuk domain yang sama. Voila, respon lebih cepat kan :-). Konfigurasi ini cocok digunakan untuk dns server yang sering melayani request dari client yang frekuensinya tinggi, misalnya proxy server.

Atau ganti BIND dengan dnscache sebagai caching name server :-D

Semoga berguna…

Hasil evaluasi Coverity untuk Postfix

postfixBaru-baru ini Pak Wietse mengatakan dalam milis [email protected] bahwa Coverity sebuah perusahaan yang bergerak dalam testing kualitas software termasuk opensource (seperti misalnya Linux, MySQL, dan lainnya) telah melakukan semacam audit (buzzwordnya:quality assessment) untuk Postfix .

Hasilnya adalah ditemukan dua buah “errors” (menurut Coverity) yaitu pada address verification (suatu metode yg digunakan Postfix untuk memeriksa apakah suatu alamat email sender/recipient itu valid atau tidak) dan pada routin penulisan maildir.

Continue reading “Hasil evaluasi Coverity untuk Postfix”

Teliti sebelum SMS

Setelah semingguan menggunakan kartu GSM yang baru hasil “spammer” yang nyepam diajengku tercinta, tadi malam saya melakukan broadcast sms ke kontak-kontak yang ada di address book. Dengan berbekal handphone legendaris Ericsson T39m dan floAt’s Mobile Agent dan kartu sekali pakai saya yaitu IM3 yang sudah diisi pulsa sms Rp. 5000,-. Maksud hati pengen mengirit bisa sms ke 100 orang dengan pulsa segitu :-), tapi ternyata setelah dipakai ngirim 20an sms (dari 75an sms) kok FMA nya jadi ngambek. Cek-punya cek ternyata pulsanya habis :D. Wah ya sudah, setelah diganti pakai kartu yang baru langsung lancar semua terkirim.

Pagi ini setelah browsing ke sini baru tahu kalau Rp. 5000,- untuk 100 sms itu hanya untuk provider yang sama. Wah, ternyata saya kurang teliti dalam melihat iklan :(.